Mari kita simak spesifikasi Mercedes-Benz 190E 1984 di bawah ini.
21/03/2019
Bisa dibilang inilah ‘leluhur’ dari semua keluarga Mercedes-Benz C-Class Modern. Diluncurkan pada akhir 1982, ia mendulang kesuksesan sebagai salah satu Mercedes-Benz paling over engineered yang masih bertahan dalam kondisi layak meskipun sudah berusia kepala tiga.
Mari kita simak spesifikasi Mercedes-Benz 190E 1984 di bawah ini.
Model Mercedes-Benz lawas yang memiliki reliabilitas tinggi dan mudah dirawat dan digunakan untuk mobilitas sehari-hari
Kenyamanan mobil yang masih bisa diadu dengan mobil modern
Spare part bisa substitusi dengan Mercedes-Benz Boxer W124
Populasi langka sehingga harganya cenderung suka-suka pemiliknya
Biasanya kondisi mesin Mercedes-Benz 190E jarang mendapatkan perhatian karena kebanyakan pemilik fokus pada merawat eksterior dan interior
Review Mercedes-Benz 190E 2.0 1984 - Di era 70an, Mercedes-Benz bisa dikatakan hanya berfokus pada tiga model kendaraan, yakni S-Class, E-Class, dan SL-Class. Ketiga model passenger car Mercedes-Benz ini menjadi pondasi penting kesuksesan Mercedes-Benz di masa tersebut. Namun ada satu celah pasar yang pada masanya belum sepenuhnya terjamah oleh Mercedes-Benz.
Segmen compact saloon atau compact luxury sedan pada era 70an belum sepopuler saat ini. Baru sedikit pemain yang ikut mengisi segmen ini, salah satunya seteru terdekat BMW 3 Series yang lahir di tahun 1975. Untuk itu, akhirnya management Mercedes-Benz secara rahasia membangun sebuah mobil yang digadang-gadang sebagai ‘Baby-Benz’.
Bruno Sacco dengan mobil miniatur Mercedes-Benz 190E
Didesain oleh Bruno Sacco, mobil berkode W201 membutuhkan waktu riset hingga pengetesan selama Januari 1974 sampai Januari 1982. Dan pada Desember 1982 debut Mercedes-Benz W201 dalam tipe 190 dan 190E hadir ke muka bumi.
Selama kurang lebih 10 tahun masa hidup Mercedes-Benz W201 yang menjadi ‘adik’ dari Mercedes-Benz ‘Boxer’ W124 berhasil diproduksi dengan total 1,879,630 unit. Pada masanya mobil ini sempat hadir dalam versi mesin bensin dan diesel, dengan versi paling top ialah 2.5-16 Evolution II yang hanya memiliki masa produksi tersingkat, yakni di tahun 1990-1991.
Penampilan Mercedes-Benz C-Class masa kini dan Mercedes-Benz 190E lawas
Kali ini Cintamobil.com akan sepenuhnya membahas Mercedes-Benz 190E 2.0 lansiran 1984. Sosok mobil inilah yang menjadi cikal bakal keluarga Mercedes-Benz C-Class, plus model tergolong jarang populasinya di Indonesia. So, selamat menikmati review Mercedes-Benz 190E 2.0 1984!
Perlu diinformasikan di awal bahwa mobil yang direview Cintamobil.com kali ini merupakan versi restorasi mengikuti gaya US Domestic Market (USDM). Hal pertama yang bisa dikenali perbedaannya ialah headlight untuk USDM memiliki mika lampu terpisah antara low-high beam dan turn signal light, sedangkan versi EUDM layaknya lampu Mercedes-Benz dengan mika lampu rata dan ada beberapa versi menggunakan wiper dan washer.
Penampilan eksterior depan Mercedes-Benz 190E 2.0 1984
Meski demikian, desain depan mobil ini sudah memperhatikan aerodinamika lewat bentuk fascia depan yang tidak tegak, serta kaca windshield yang melandai, sehingga pada masanya mobil ini bisa dikatakan paling aerodinamis berkat koefisien drag 0.33. Uniknya, wiper kaca depan Mercedes-Benz 190E menggunakan format mono wiper.
Bumper terinspirasi oleh Mercedes-Benz S-Class ‘Eagle’ berkode W126, dengan detil dua bagian apron dengan material polycarbonate dan bumper bawah memiliki format ruang kisi-kisi udara berbentuk trapesium sama kaki. Sedangkan grille memiliki detil chrome besar dengan ikon Three Pointed Star berdiri tegak di atas grille dan kap mesin.
Keunikan desain mobil berpostur bodi 4,420 mm x 1,678 mm x 1,390 mm (p x l x t) dengan wheelbase 2,665 mm ini terletak pada bentuk kaca spion yang memiliki perbedaan antara sisi pengemudi dan penumpang, dimana untuk visibilitas sisi pengemudi kaca spion dirancang lebih besar dan lebar dibandingkan kaca spion sisi penumpang.
Penampilan eksterior samping Mercedes-Benz 190E 2.0 1984
Ada kesinambungan desain antara area bawah mobil yang mengalir dari bumper depan, seolah bagian atas dan bawah mobil dari sisi samping terbagi oleh side-body moulding yang berbahan PVC-Aluminium. Ada tiga lubang udara di bagian sisi pilar C, berfungsi sebagai pendukung aerodinamika berkaitan dengan aliran udara dari atap. Shoulder line juga hadir meski dalam format konservatif, yang terlihat di sisi bawah kaca samping memanjang dari sisi depan hingga sisi belakang mobil.
Pada unit review Cintamobil.com kali ini ban sejatinya menggunakan ukuran pelek alloy dengan desain 14 inci dengan ban 175/70 R14, tapi mobil yang sedang Anda lihat menggunakan pelek AMG Aero II 17 inci dengan profil ban 215/40 R17. Selain itu pada bodi samping juga dilengkapi side marker lamp.
Penampilan eksterior belakang Mercedes-Benz 190E 2.0 1984
Buritan belakang memiliki format lekuk bodi yang cukup konservatif, dimana untuk pintu bagasi terbuka hanya sampai bagian atas plat nomor dan taillight saja. Area plat nomor dan taillight dibuat sejajar, dengan format taillight memiliki tiga lekukan horizontal. Bumper bawah menggunakan material glass fiber. Pada masanya mobil ini memiliki antena audio yang bisa otomatis naik-turun dan merupakan produk keluaran Hirschmann.
Secara penampilan dashboard Mercedes-Benz 190E 2.0 1984 tergolong cukup minimalis, namun tetap memiliki nilai prestise yang terpancar nyata. Pada sisi pengemudi akan dimanjakan oleh setir palang empat, dimana untuk versi mobil yang Cintamobil.com review menggunakan setir jenis Sportline dengan detil aksen wood panel di lingkar kemudi.
Detil dashboard & setir Mercedes-Benz 190E 2.0 1984
Untuk area dashboard Mercedes-Benz 190E 2.0 1984 mengusung detil yang sederhana, dengan sentuhan tambahan berupa detil panel kayu. Untuk instrument cluster pada versi unit review Cintamobil.com kali ini menggunakan versi USDM dengan speedometer menggunakan indikator MPH, plus dengan tambahan sebuah layar monokrom untuk Outside Temperature.
Pengaturan sistem AC masih menggunakan kenop putar dan kenop geser, yang posisinya di atas ruang head unit yang pada masanya masih memiliki kemampuan memutar audio dari kaset dan radio, namun biasanya sudah dirubah menjadi versi lebih modern oleh pemilik-pemiliknya. Ruang penyimpanan terbagi di area ruang glove box, serta dua ruang penyimpanan terbuka di depan dan belakang area tuas transmisi.
Penampilan jok leather Mercedes-Benz 190E 2.0 1984
Jika mengacu pada spesifikasi standar Mercedes-Benz 190E di masanya, ada dua versi material jok yang digunakan. Versi pertama ialah menggunakan bahan fabric dengan campuran wol 45% dan versi lainnya menggunakan leather. Selain itu, untuk jok depan sudah memiliki armrest yang bisa dilipat, serta headrest yang bisa diatur tingkat tinggi dan rebah. Jok belakang juga sudah memiliki armrest yang bisa dilipat dan memiliki headrest. Tapi yang paling penting, semua jok yang digunakan pada Mercedes-Benz 190E dilengkapi per di dalam area dudukan jok, dimana hal ini pada masanya berfungsi untuk menambah kenyamanan kala berkendara jarak jauh.
>>> Baca juga:
Fitur Mercedes-Benz 190E pada masanya bisa dibilang cukup lengkap, plus ada beberapa fitur yang bersifat opsional. Satu contoh fitur ABS dan driver airbag yang berkaitan dengan sistem keselamatan mobil di masanya masih bersifat opsional untuk Mercedes-Benz 190E.
Pengaturan central lock, door mirror, dan power window diatur di area dekat tuas transmisi
Untuk beberapa Mercedes-Benz 190E yang masuk ke Indonesia sudah memiliki pengaturan atap moonroof dengan kemampuan sliding dan tilt, dan beberapa juga tersedia dalam versi sunroof. Di dekat area tuas transmisi ditempatkan tombol-tombol untuk power window, plus tombol pengaturan kaca spion penumpang secara elektrik. Sedangkan untuk kaca spion pengemudi masih menggunakan format manual lewat tuas di panel pintu. Dan pada sisi pengemudi dan penumpang untuk area sun visor sudah dilengkapi vanity mirror dan lampu yang akan aktif kala digunakan.
>>> TIPS BELI MOBIL BEKAS: MPV Berkabin Luas Dan Mewah, Tips Beli Mercedes-Benz Viano Bekas
Mesin M102 menjadi jantung pacu Mercedes-Benz 190E 2.0 1984
Mesin yang digunakan pada Mercedes-Benz 190E 2.0 1984 menggunakan mesin berkode M102 1997 cc 4-silinder 8-valve KE-Jetronic. Mesin ini bisa menghasilkan tenaga 122 hp dan torsi 178 Nm, yang disalurkan ke roda belakang lewat transmisi otomatis torque converter 4-percepatan.
Saat pertama kali mencoba mobil ini, satu hal yang paling bisa di-notice ialah bagaimana mobil ini bisa berjalan dengan lembut baik dalam meraih kecepatan yang diinginkan maupun tingkat kenyamanan yang dirasa. Memang dengan transmisi otomatis yang usianya sudah kepala tiga tidak akan secepat respon transmisi otomatis saat ini, tapi jelas terasa bahwa penyaluran tenaga yang lebih ‘alamiah’. Setiap tekanan kaki Anda ke pedal gas, di saat bersamaan mesin mulai merespon tenaga yang akan Anda inginkan. Mau berkendara agresif sejatinya bisa saja, tapi kami sangat merekomendasikan Anda untuk menikmati proses mesin menghasilkan kecepatan yang Anda inginkan.
Penampilan teknis suspensi depan (kiri), rem depan (kanan), dan suspensi belakang (bawah) Mercedes-Benz 190E 2.0 1984
Soal kenyamanan berkendara jujur kami tetap acungi jempol, karena Mercedes-Benz pada masanya sangat mengutamakan kenyamanan berkendara sehingga di masa kini tingkat kenyamanan mobil mereka bahkan bisa diadu dengan mobil-mobil baru. Jika mengacu dari sisi teknis, kenyamanan berkendara pada Mercedes-Benz 190E 2.0 1984 disebabkan konstruksi suspensi depan MacPherson strut, serta suspensi belakang multi-link independent yang pertama kali digunakan oleh Mercedes-Benz pada mobil massal setelah sebelumnya digunakan pada mobil konsep Mercedes-Benz C111.
>>> Mercedes Ungkap Tips Membawa G-Class 2019 di Genangan Air dan Jalanan Berlumpur
Berikut ini kami sampaikan spesifikasi Mercedes-Benz 190E 2.0 1984.
Dimensi/ Ukuran Mercedes-Benz 190E 2.0 1984 |
|
P x L x T |
4,420 mm x 1,678 mm x 1,390 mm |
Wheelbase |
1.450 kg |
Mesin Mercedes-Benz 190E 2.0 1984 |
|
Jenis |
Mercedes-Benz M102 1997 cc 4-silinder 8-valve KE-Jetronic |
Daya maksimum |
122 hp @ 5100 rpm |
Torsi maksimum |
178 Nm @ 3500 rpm |
Transmisi |
otomatis 4-percepatan |
Kaki-Kaki Mercedes-Benz 190E 2.0 1984 |
|
Velg & Ban |
Alloy 14 inci / 175/70 R14 (Standar Pabrikan) |
Suspensi Depan/Suspensi Belakang |
MacPherson Strut w/ coil spring & gas-filled shock absorber / Multi-link independent suspension w/ |
Rem Depan/Rem Belakang |
Floating Caliper Disc Brake / Disc Brake |
Harga bekas Mercedes-Benz 190E 2.0 1984 dan kebanyakan Mercedes-Benz 190E di Indonesia memiliki harga bekas yang masih stabil, berkisar di kisaran harga Rp180-250 jutaan.
>>> Mari update informasi tentang harga dan promo mobil Mercedes-Benz lainnya di sini
Memiliki Mercedes-Benz 190E mungkin bagi sebagian pengguna mobil di generasi millenials terasa bukan hal yang prioritas. Mengingat fitur dan teknologi yang mungkin bisa dikalahkan oleh mobil-mobil modern. Tapi Mercedes-Benz 190E menawarkan hal yang tidak bisa digantikan oleh teknologi canggih, yakni value dan kenikmatan berkendara.
Mercedes-Benz 190E merupakan mobil Mercedes-Benz klasik yang tergolong timeless sampai saat ini
Bicara soal value, jelas value Mercedes-Benz era klasik sebagai brand yang mengagungkan kenyamanan memastikan bahwa mobil Mercedes-Benz tetap punya kenyamanan yang tidak berbeda jauh dari saat pertama diproduksi sampai sekarang sudah melewati tiga dekade. Belum kita bicara soal tampilan yang timeless, dan jujur saja kesan prestise-nya berbeda jika dibandingkan mobil-mobil modern saat ini.
Hal ini juga berlaku saat mengemudikan mobil ini. Ia bukanlah mobil yang ditugaskan untuk pergi dari titik A ke titik B dengan cepat atau dengan hemat. Lebih jauh dari itu, ia menawarkan sensasi berkendara yang mengajak Anda merasakan momen-momen berlalu sembari berjalan merasakan deru mesin dan tenaga yang tersalurkan lebih berproses, tidak seperti mobil-mobil modern yang cenderung serba instan karena dukungan teknologi mutakhir sana-sini.
>>> Lanjut membaca artikel review mobil lainnya dengan klik sini