Hidrogen, Masa Depan Balap Ketahanan?

12/10/2023

Pasar mobil

2 menit

Share this post:
Hidrogen, Masa Depan Balap Ketahanan?
Melalui proyek Mission H24, badan organisisasi balap internasional FIA agaknya merasa yakin bahwa hidrogen merupakan masa depan balap ketahanan bebas emisi.

Ketika bicara mobil masa depan, saat ini terdapat tiga jalur pengembangan menuju mobilitas bebas emisi. Pertama mobil listrik, kedua mobil bermesin bakar tapi dengan e-fuel, sementara ketiga dengan bahan bakar hidrogen baik untuk fuel-cell atau pun mesin konvensional. Dan di antara ketiganya, hidrogen dianggap sebagai konsep cocok digunakan di balap ketahanan. Menurut agensi energi terbarukan Prancis IFPEN, 1 kg hidrogen menghasilkan energi tiga kali lipat lebih besar dari 1 kg bensin. Belum lagi, emisi dihasilkan hidrogen hanya berupa air bebas polutan seperti CO2 dan NOx. 

mobil Mission H24
Wajah generasi ketiga proyek Mission H24 yang belum diberi nama

Seperti dicetuskan Automobile Club de l’Ouest (ACO) selaku penyelenggara balap FIA WEC dan Le Mans pada Mei silam, mengumumkan rencana adanya kelas hidrogen sebagai kategori puncak Le Mans. Wacana pun berlanjut dengan inkarnasi terkini mobil dari proyek Mission H24 kemarin (11/10).

“Setelah sukses memperkenalkan hidrogen ke trek balap, Mission H24 kini memasuk fase baru untuk membawa hidrogen kompetif di arena,” jelas Pierre Fillon, presiden ACO. “Adalah ambisi kami menghadirkan pemenang bebas-emisi pertama di Le Mans 24 Jam.”

>>> Simak harga mobil baru dan promo lainnya di sini

Mission H24 

Inisiatif Mission H24 diperkenalkan oleh ACO pada lima tahun silam, berkolaborasi dengan GreenGT. Pada balap ketahanan Spa kejuaraan European Le Mans Series (ELMS), pemenang Le Mans 4x Yannick Dalmas tampil menyelesaikan putaran menggunakan prototipe LMPH2G. Pada LMPH2G, sistem fuel-cell mampu memproduksi listrik cukup bagi empat motor listrik berdaya total 635 PS. 

Prototipe LMPH25
Prototipe LMPH25 saat melakukan putaran perdana balap ketahanan Spa 2019

Inkarnasi kedua diberi nama H24 dan hadir pada 2020 menggunakan sasis Adess LMP3. H24 2021 hadir dengan konfigurasi lebih sederhana dengan hanya dua motor listrik terletak pada sisi kanan dan kiri mobil. Kedua motor bekerja independen memberikan traksi kepada roda kanan dan kiri sesuai kebutuhan. Terdapat tiga tangki hidrogen yang mampu memberikan kemampuan H24 berlaga selama 45 menit dengan kecepatan puncak. 

Generasi kedua Mission H24
Generasi kedua Mission H24 bersasis ADESS LMP3

Baik Mission H24 dan ACO belum memberikan nama kepada mesin hidrogen generasi ketiga. Bentuknya lebih futuristis menyerupai mobil-mobil Vision Gran Turismo. Pada gen-3, kuantitas motor listrik kembali dikurangi menjadi satu saja. Namun dengan daya lebih besar di angka 872 dk. Baterai lithium pada gen-3 juga lebih ringan 12 kg, sementara sepasang tangki hidrogen mampu memberikan kemampuan berkendara selama 25 – 30 menit. Rencananya, mesin gen-3 baru akan diuji di sirkuit pada Januari 2025.

>>> Ferrari 296 GT3, Raja Baru Balap Ketahanan GT?

Kelas Hidrogen FIA WEC 2026 

Saat pengumuman Mission H24 2018 silam, FIA dan ACO menargetkan musim 2024 sebagai kick-off kelas hidrogen di Le Mans dan FIA WEC. Pasca pandemi covid, rencana ini digeser menjadi 2026 atas alasan kesiapan perserta. Meski belum ada wujud konkret, sejumlah pabrikan telah menyatakan ketertarikannya untuk berlaga di kelas hidrogen ini nantinya. Dengan Toyota menjadi pihak paling siap.

Pada pagelaran Le Mans 24 Jam 2023 Juni silam, Toyota menampilkan sosok dinamai GR H2 Racing Concept. “Tujuan saya adalah untuk mencapai hasil karbon netral di motorsport tanpa memberikan kompromi terhadap performa maupun kesenangan,” sebut Akio Toyota, chairman Toyota. “Kami berharap dapat menurunkan mobil balap GR H2 di kelas Le Mans pada waktu mendatang.” 

Toyota GR H2 Concept
Akankah Toyota menjadi penantang perdana kategori LM H2 2026 nanti? 

Berbeda dengan proyek Mission H24, Toyota memilih jalur beda pemanfaatan hidrogen. Output bukan berupa pembangkit arus melalui fuel-cell, melainkan sebagai bahan-bakar mesin pembakaran dalam (ICE). Sehingga, sensasi mobil balap berupa suara mesin menggelegar akan dapat dipertahankan. 

Pabrikan lain dikabarkan tertarik adalah BMW, Peugeot dan Alpine. Mari kita tunggu seperti apa kelas LM H2 ini nantinya, yang kami rasa akan diumumkan saat balap ketahanan Le Mans 2024 Juni tahun depan. 

>>> Mr. Bean Kendarai Toyota GR Yaris Bermesin Hidrogen di Festival Goodwood

Direktur & Publisher Cintamobil.com yang bergabung sejak 2018. Memiliki pengalaman 20 tahun di industri media otomotif dengan hobi mengoleksi mobil-mobilan balap. Sepanjang karirnya Adit akrab dengan test drive di sirkuit-sirkuit teranama seperti Fiorano, Fuji, Shanghai, hingga Sepang. 
 
back to top