Perbaikan mobil listrik tak lebih mahal dibandingkan mobil konvensional
Biaya perbaikan baterai masih menjadi momok menakutkan bagi konsumen untuk pindah ke mobil listrik. Namun selain perbaikan baterai, data terbaru memperlihatkan bahwa biaya perbaikan mobil listrik tak jauh lebih mahal dibandnigkan mobil konvensional dengan pembakaran internal.
Biaya perbaikan mobil konvensional vs listrik
Mobil baru, khususnya mobil listrik saat ini mengusung teknologi canggih. Teknologi tersebut membutuhkan berbagai komponen penting, seperti sensor lidar, sensor radar, maupun kamera. Apalagi ditambah dengan paket baterai dan motor listrik yang bisa membuat biaya perbaikan membludak. Tentunya bikin kepemilikan mobil listrik semakin menakutkan.
>>> Simak harga mobil baru dan promo lainnya di sini
Selain baterai, biaya perbaikan komponen mobil listrik tak terlalu tinggi
Banyak yang mengungkapkan bahwa biaya perbaikan kendaraan listrik jauh lebih mahal dibandingkan mobil biasa. Namun data perusahaan perangkal lunak menunjukkan biaya perbaikan kendaraan listrik dan mobil berbahan bakar konvensional tak jauh berbeda, kecuali bagi konsumen mobil Tesla.
Faktor teknologi yang canggih, khususnya pada fitur dan sistem keselamatan membuat biaya perbaikan mobil meningkat. Apalagi untuk mobil baru yang tidak memiliki produk aftermarket yang lebih murah, atau menggunakan komponen yang sudah tidak diproduksi lagi.
>>> Biaya Perbaikan Kaki-kaki di Bengkel Spesialis Tak Sampai Rp 5 Juta
Fitur dan teknologi mempengaruhi
Sebuah perbandingkan dari Autonews meninjau statistik yang dikeluarkan oleh Mitchell, sebuah perusahaan perangkat lunak. Data tersebut mengungkapkan bahwa biaya perbaikan rata-rata mobil bertenaga pembakaran yaitu $4.205 (Rp47,7 jutaan).
Biaya yang dikeluarkan lebih murah $269 (Rp4,2 jutaan) dibandingkan rata-rata perbaikan mobil listrik non-Tesla yang harganya $4.474 (Rp71,2 jutaan) dengan perbedaan sekitar 6 persen.
Mobil Tesla disebut memiliki biaya perbaikan yang lebih tinggi
Namun berbeda dibandingkan Tesla, biaya perbaikan merek mobil milik Elon Musk tersebut mencatatkan rata-rata $5.552 (Rp88,4 jutaan), atau sekitar 27 persen lebih besar. Data tersebut mengungkapkan bahwa teknologi tinggi yang digunakan pada kendaraan ini membuat biaya perbaikannya semakin tinggi.
“Kendaraan-kendaraan ini merupakan yang terdepan dalam semua teknologi keselamatan dan teknologi mobil terhubung digital. Semua itu akan berperan ketika kendaraan-kendaraan ini terlibat dalam tabrakan,” kata Ryan Mandell, direktur Kerusakan Fisik dari Mitchell.
>>> Biaya Perawatan DFSK Gelora Enggak Sampai Rp 100 Ribu Per Bulannya