Opini: Memasyarakatkan Mobil Hybrid Demi Kurangi Polusi Udara Ibukota

23/08/2023

Jual beli

5 menit

Share this post:
Opini: Memasyarakatkan Mobil Hybrid Demi Kurangi Polusi Udara Ibukota
Atas dasar potensi populasi dan efektivitas, kami percaya mobil hybrid merupakan salah satu solusi jitu untuk mengurangi polusi udara Ibukota

polusi udara di Jakarta'
Gambaran terkini pekatnya polusi udara di Jakarta

Jakarta oh Jakarta, Ibukota tercinta dengan segudang dinamika permasalahannya. Mulai dari banjir, macet dan terkini sedang trending topic adalah polusi udaranya yang luar biasa buruk. Situs pemantau kualitas udara IQAir memberikan nilai indeks kualitas udara Jakara di angka 157 alias matuk kategori tidak sehat. Lebih menyeramkan, Jakarta memiliki konsentrasi polutan utama PM2.5 sebesar 13,3 kali lipat dari standar dikeluarkan oleh badan dunia WHO.

>>> Dapatkan pilihan mobil baru berkualitas di sini

Yang lebih lucu, apa sumber penyebabnya pun seperti tidak menemukan kata mufakat. Dengan cepat pemerintah melalui KLHK menunjuk emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polutan utama. Meski hal ini dibantah oleh INDEF yang mengatakan bahwa penyebab utama adalah jumlah PLTU sebanyak 16 lokasi di sekitar Jakarta. Dengan menyebut kendaraan bermotor, maka bisa ditebak ke mana arah kebijakan pemerintah akan dilakukan. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia langsung mengajak masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. 

charger Wuling Air ev
Dorongan kepemilikan EV melalui perangkat berhasil mengangkat popularitas sejumlah mobil listrik

Isu polusi tentu menjadi momentum amunisi bagi pemerintah Indonesia yang belakangan ini seperti menganakemaskan kendaraan listrik. Sejak 2021, sejumlah regulasi telah digelontorkan guna mendorong penjualan kendaraan listrik, termasuk subisidi dan terkini PPN hanya 1 persen. Dampaknya, penjualan mobil listrik memang meningat 557% pada semester I 2023 jika dibandingkan tahun silam menjadi 5.849 unit. Meski secara komposisi ini hanya 1% dari total pasar otomotif.

>>> Mobil Listrik Masa Depan Ini Bisa Saring Udara Kotor dari Polusi Udara

Jujur bagi saya, ucapan pak menteri Bahlil untuk pindah ke mobil listrik sangat tidak realistis bagi kebanyakan orang Indonesia. Maaf pak menteri, rakyat Anda tidak sekaya Anda bayangkan. Berapa harga mobil listrik affordable saat ini di pasaran? Hyundai Ioniq 5 yang menjadi best seller EV dijual paling murah di angka Rp 748 juta. Oke, ada Wuling Air EV yang juga baru saja meluncurkan varian “murah” berharga Rp 180 jutaan. Tetapi sepengamatan kami, orang menjadikan Air EV sebagai mobil mainan untuk kendaraan ke-3, atau bahkan keempat.

Dan rasanya, pemilik low MPV, low SUV, LCGC akan berpikir beribu kali mengganti mobilnya ke mobil listrik kecil mengingat keterbatasan fungsinya. Oke, ada merek Tiongkok baru seperti Neta yang berani menawarkan mobil lebih fungsional di angka Rp 300 jutaan. Tetapi, masih butuh waktu bagi mereka untuk dapat meyakinkan konsumen Indonesia akan kualitas produknya. 

Neta V
Neta V tampil di GIIAS 2023 dan ditawarkan seharga Rp 379 juta

Mobil listrik memang tidak menghasilkan emisi gas buang sama sekali. Tetapi tunggu dulu karena di Indonesia 61 % dari produksi listrik Nasional justru dihasilkan oleh PLTU berbahan bakar batu bara. Yang juga dituding sebagai penyebab parahnya polusi udara di Jakarta. Apa gunanya Anda berbangga diri mengendarai mobil bebas emisi kalau ternyata listriknya juga datang dari sumber berpolusi?

>>> Minimalisirkan Polusi Udara, Seluruh Armada Transjakarta Akan Gunakan Bus Listrik 

Memasyarakatkan Mobil Hybrid

Di sinilah harusnya mobil hybrid dapat lebih berperan. Toyota Yaris Cross contohnya, memiliki emisi gas buang CO2 78 g/km alias lebih rendah hampir 50% dibandingkan mobil biasa berkisar di angka 143 g/km. Bahkan model mild-hybrid seperti Suzuki Ertiga Hybrid emisi gas buangnya juga berkisar di angka 102 g/km. Bagi pemilik low MPV, low SUV, LCGC, beralih ke mobil hybrid jelas merupakan pilihan lebih masuk akal. Kalikan dengan jumlah populasi mobil dan jarak tempuh yang utamanya banyak setiap harinya, maka kami yakin dampaknya dari sisi emisi akan lebih terasa daripada mobil listrik yang hanya segelintir dan dikemudikan dalam jarak pendek-pendek. 

Toyota Yaris Cross Hybrid
Toyota Yaris Cross Hybrid sumbar polusi udara 50% lebih rendah dari rata-rata mobil di pasar

Pada semester I 2023, penjualan mobil hybrid masih berada di kisaran 17 ribu unit atau hanya tiga kali mobil listrik. Tetapi tunggu dulu karena belum menghitung Toyota Yaris Cross. Dan serunya, sejumlah produk hybrid terjangkau seperti tengah mengintip di kejauhan siap memasuki pasar. Model seperti Veloz Hybrid dan Xpander Hybrid dikabarkan tengah bersiap untuk segera dijual di Indonesia. Sehingga bisa dipastikan pangsa pasarnya akan semakin membesar.

>>> 5 Hal Kami Suka Dan Tidak Suka Dari Toyota Yaris Cross Hybrid

Sebuah ilustrasi menarik mengenai komparasi efektivitas hybrid versus listrik dalam segi emisi pernah dijabarkan situs The Drive. Dengan menggunakan dua varian Ford F-150 yaitu model listrik F-150 Lightning dengan hybrid F-150 Powerboost The Drive mendapati bahwa produksi mobil hybrid akan jauh lebih efektif daripada EV. 

Bagaimana bisa? Kunci terletak pada baterai yang memang menjadi komponen utama mobil listrik. Dengan jumlah material yang sama, satu baterai F-150 EV dapat dipecah menjadi 65 baterai F=150 hybrid. Ini berarti ketika bicara baterai, maka 1 mobil listrik = 65 mobil hybrid. Dan kita semua tahu berapa banyak emisi CO2 dihasilkan dalam produksi baterai. Dan ternyata, jika Ford menjual 1 F-150 listrik dan 64 F-150 bermesin biasa, pengurangan emisi gas buangnya hanya sebesar 8 persen dari didapat dengan menjual 65 unit F-150 hybrid! 

Ford F150
Keluarga Ford F-150 dijual di Amerika Serikat

Ini berarti kunci dari pengurangan emisi adalah populasi dan tingginya tingkat penggunaan. Dengan ketersediaan produk EV saat ini, berapa pasar maksimum bisa didapat? Mau didorong bagaimana pun rasanya takkan lebih dari 5 persen pasar otomotif Nasional. Itu pun rasanya mobil akan menjadi kendaraan tersier ketiga, atau keempat yang belum tentu dipakai setiap hari. Tetapi berbeda jika hybrid yang memasyarakat. Dengan hybridnya segmen-segmen populer seperti low-MPV 4x2, jumlah mobil ramah lingkungan akan semakin banyak dengan rata-rata mobil bisa berjalan 50 – 100 km per harinya. Ini akan jelas lebih efektif jika arahnya ingin mengurangi polusi udara…

desain depan All New Ertiga Hybrid 2022
Lebih masuk akal untuk berekspektasi pemilik low MPV untuk beralih ke hybrid, bukan EV

>>> Polusi Udara di Jabodetabek Memburuk, Ini Pesan Gaikindo

Direktur & Publisher Cintamobil.com yang bergabung sejak 2018. Memiliki pengalaman 20 tahun di industri media otomotif dengan hobi mengoleksi mobil-mobilan balap. Sepanjang karirnya Adit akrab dengan test drive di sirkuit-sirkuit teranama seperti Fiorano, Fuji, Shanghai, hingga Sepang. 
 
back to top