Ikuti kami di berita google
Toyota Rush 2019 bekas saat ini masih digemari karena bodi dan mesinnya yang tangguh. Kini, mobil LSUV generasi kedua tersebut bisa didapatkan dengan banderol Rp200 jutaan saja. Nah, sebelum Anda membeli mobil ini, pastikan cek beberapa masalah yang sering dikeluhkan oleh mobil SUV populer milik Toyota ini.
1. Sistem suspensi keras
Kelemahan satu ini sudah banyak dikeluhkan, terlebih pada generasi pertama. Namun sejak perubahan sistem di generasi kedua yang dirilis bulan Januari 2018, sistem suspensi Rush mendapatkan peningkatan. Namun hal tersebut tak membuat banyak pengendara yang mengeluhkan suspensi mobil ketika berkendara.
Suspensi Toyota Rush 2019 bekas seringkali dianggap keras di jalanan
Peredam kejut pada bagian depan maupun belakang bisa dibilang cukup keras jika dibandingkan dengan Low SUV pesaingnya. oleh karena itu, pastikan untuk melakukan test drive terlebih dahulu ketika ingin membeli SUV bekas Toyota Rush ini.
Penggunaan suspensi yang tergolong keras ini terasa sepadan mengingat Rush diperuntukkan bagi pengendaraan di medan-medan kasar. Jadi ketika dibawa ke dalam kota, suspensinya terasa cukup keras. Namun untuk menanggulangi hal ini, Anda bisa mengganti suspensi maupun ban yang digunakan supaya mobil terasa lebih nyaman ketika digunakan.
>>> Pengen beli mobil Toyota Rush bekas? Dapatkan pilihannya di sini
2. Limbung di jalan
Walaupun berada di segmen Low SUV, namun Rush memiliki dimensi yang tergolong tinggi layaknya model SUV pada umumnya. Apalagi ditambah dengan ground clearance Toyota Rush mencapai 220 mm, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan Toyota Fortuner yang memiliki ground clearance 193 mm. Bahkan Hyundai Creta memiliki ground clearance 190 mm.
Toyota Rush punya ground clearance yang tinggi
Walaupun ground clearance yang tinggi sangat menolong untuk perjalanan di medang bergelombang, tapi hal ini berpengaruh pada pengendaraan mobil. Mobil lebih mudah mengalami gejala limbung, terlebih ketika digunakan pada kecepatan tinggi, misalnya pada saat membawa mobil ini melaju di jalan tol yang sepi.
Namun gejala limbung yang dialami oleh Toyota Rush 2019 bekas jauh lebih membaik jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Saran kami untuk menghindari memacu mobil sekencang mungkin, terlebih ketika melewati jalanan dengan banyak tikungan.
3. Respons dan akselerasi lambat
Karena Rush bukan mobil sedan yang dikenal dengan rasa berkendara yang menyenangkan di putaran awal, mobil ini pun memiliki kelemahan dari segi akselerasi. Terlebih mengingat bobot kendaraan, akselerasi pada putaran awal pun bisa dibilang tak terlalu menggigit.
Beberapa pengendara mengeluhkan akselerasi awal Toyota Rush lebih lambat dibandingkan ketika pertama kali mereka membelinya. Keluhan ini biasanya terjadi karena masalah pada MAP sensor di throttle body. Namun untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa membawa mobil ke bengkel untuk penanganan lebih lanjut. Biasanya perbaikan berada di angka Rp400 ribu sampai Rp800 ribuan.
>>> Toyota Rush 2019 Bekas Lebih Maskulin, Begini Cara Perawatannya
4. Kabin terasa sempit
Saat awal dipasarkan di Indonesia, Rush menggunakan konfirgurasi 5-seater. Dan pada generasi kedua, Rush mengadopsi konfigurasi 7-seater dengan tambahan dua bangku di bagian belakang. Penambahan ini berdampak pada kapasitas penumpang yang lebih banyak untuk mengangkut anggota keluarga.
Ruang kabin Rush tak terlalu lega di baris ketiga
Hanya saja bangku baris kedua menjadi lebih rapat sehingga membuat ruang kabin terasa lebih sempit. Bagi penumpang dengan tinggi di atas rata-rata penduduk Indonesia, atau di atas 170 cm, kapasitas bangku baris kedua hanya menyisakan sedikit ruang untuk kaki.
Dengan tambahan bangku di bagian belakang, Rush tak disarankan untuk perjalanan jauh dengan kondisi bangku terisi penuh. Bisa dibilang untuk bangku baris ketiga yang lebih cocok untuk penumpang remaja atau anak-anak. Ruang kaki sampai dengan ruang kepala tak terlalu nyaman bagi penumpang dewasa berkendara dalam jangka waktu yang lama.
5. Masih pakai transmisi otomatis
Mungkin kelemahan ini tak terlalu banyak dikeluhkan oleh konsumen. Pasalnya transmisi otomatis cukup membantu pengendaraan, khususnya bagi pengendara yang sering melintasi jalanan perkotaan yang dipenuhi dengan kemacetan. Namun dibandingkan dengan SUV baru saat ini, transmisi otomatis konvensional cukup ketinggalan zaman.
Banyak model SUV lainnya di tahun yang sama sudah mendapatkan transmisi 5-percepatan konvensional maupun transmisi CVT yang jauh lebih advance. Transmisi CVT lebih diminati karena memberikan perpindahan gigi yang lebih smooth ketika berkendara, termasuk peningkatan konsumsi bahan bakar yang lebih baik.
>>> 5 Masalah dan Penyakit Toyota Rush Bekas serta Solusinya
Harga Toyota Rush 2019 Bekas
Walaupun berbagai kekurangan yang ada, namun Toyota Rush masih dibekali dengan berbagai kelebihan lainnya. Misalnya performa mesin yang lebih baik dan kemampuannya untuk berkendara di medan bergelombang berkat ground clearance yang tinggi. Bodi dan mesinnya cukup tangguh dan siap dibawa ke berbagai medan.
Oleh karena itu, harga Toyota Rush bekas cukup stabil di pasar mobil bekas Tanah Air. Misalnya saja harga Rush 2019 saat ini berada di angka Rp200 jutaan untuk Rush G sebagai varian terendah. Beberapa penjual ada yang mematok harga Rp190 jutaan, tapi itu tak terlalu banyak.
Tipe tertinggi untuk Rush keluaran tahun 2019 adalah Toyota Rush TRD Sportivo yang dibanderol dengan harga mulai dari Rp215 jutaan. Tipe ini muncul sampai tahun 2021, dimana Toyota memperkenalkan Rush GR Sport untuk menggantikan tipe TRD Sportivo.
Sedangkan untuk Toyota Rush edisi terbaru dipasarkan dalam dua pilihan tipe saja. Saat ini, Toyota Rush G sebagai varian terendah dibanderol dengan harga mulai dari Rp282 jutaan, sementara harga Toyota Rush GR Sport sebagai tipe tertinggi mulai dari Rp295 jutaan.
>>> Toyota All New Avanza vs Rush Bekas: Pilih MPV FWD Atau SUV RWD?
